
Selama ini masih bingung menentukan depot air minum isi ulang manakah yang memberikan produk yang aman, higienis, dan berkualitas? Berikut adalah tips yang bisa dijadikan patokan untuk memilih depot air minum yang paling memenuhi kriteria untuk dijadikan langganan konsumsi air minum sehari-hari anda :
1. Apabila anda konsumen yang lebih suka pesan antar, coba sesekali luangkan waktu untuk datang langsung ke depot air minum tersebut. Perhatikan tingkat kebersihan dari aspek bangunan dan peralatan tempat tersebut dari mulai ruang luar atau ruang parkiran, ruang dalam atau ruang pelayanan konsumen, dan kalau bisa sampai ke ruang mesin filter pengolahan air depot tersebut. Disini anda bisa menilai bagaimana komitmen sang pemilik dalam hal pemeliharaan bangunan dan peralatan tersebut untuk selalu menjamin produk air dengan kualitas yang dipersyaratkan.
2. Coba perhatikan karyawan depot air minum, dari cara berpakaian dan penampilannya. Depot air minum yang dikelola profesional tentunya mengharuskan karyawannya untuk selalu memakai seragam dengan rapih dan bersih, rambut pendek dan tersisir rapih, kuku pendek dan bersih, memakai sepatu, dan menjaga kebersihan dan wangi tubuh.
3. Coba perhatikan bagaimana operator depot tersebut dalam mengisi galon anda. Mulai dari cara pembersihan wadah galon anda sampai ke pengisian air ke dalam botol galon. Anda bisa menanyakan apakah ada ketentuan baku dalam membersihkan botol galon , cara pengisian, dsb.
4. Coba perhatikan sertifikat lolos uji tes air dari lab dinas kesehatan yang sudah terakreditasi. Menurut aturan pemerintah sertifikat itu harus diperbarui setiap 6 (enam) sekali. Sertifikat ini biasanya digantung atau ditempel di dinding atau kaca depan.
5. Jangan selalu tergoda dengan harga murah yang di luar batas kewajaran seperti pepatah mengatakan 'ada harga ada kualitas'. Harus diingat kalau namanya usaha itu ada biaya operasional yang harus rutin dikeluarkan seperti biaya gaji karyawan, biaya bahan baku, biaya listrik, biaya sewa tempat, biaya pemeliharaan tempat dan peralatan, dsbnya. Apabila harganya jauh lebih murah dari produk sejenisnya, tanpa ada perbedaan signifikan, maka pasti salah satu biaya ada yang ditekan pengeluarannya, tanpa memperhatikan dampak dari kualitas pelayanan dan kualitas produk. Siapa sih owner bisnis yang mau menanggung kerugian usaha setiap bulannya?
6. Paling mudah bisa dimulai dari depot air minum yang telah memiliki jaringan luas dan bermerk seperti Daily Fresh Water, dan Indofresh Water, dan Alfafresh Water. Kenapa? Karena sebagai bisnis franchise dan depot air minum modern, mereka memiliki standarisasi dalam sistem operasional yang harus mengikuti peraturan pemerintah.

Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dibalik krisis ada peluang, sepertinya hampir setiap orang sudah pernah mendengar filosofi di atas, dan nasehat bijak ini sangat benar adanya, salah satunya apabila kita ambil contoh sejarah berdirinya depot air minum isi ulang.
Untuk proses pengisian air minum isi ulang, botol plastik ukuran 19L paling umum digunakan konsumen. Depot air minum, berbeda dengan produk air minum dalam kemasan atau amdk bermerk lainnya, hanya menjual air minum, tanpa berikut botol kemasannya. Konsep air minum isi ulang dengan dispenser, yang sekarang sudah sangat umum ditemukan di rumah dan perkantoran, menurut referensi - Filtrine catalog from 1922 titled, “A Profitable Solution of the Drinking Water Problem in Office Management” - telah dimulai di Amerika Serikat sejak tahun 1920-an dan pertama kali ditujukan untuk karyawan perkantoran karena pada waktu itu kualitas air minum dari perusahaan air minum masih buruk dan banyak menimbulkan masalah kesehatan. Filtrine menawarkan air minum isi ulang yang telah diproses dengan filter plus dispenser sehingga aman dan praktis untuk diminum. Popularitas air minum dalam kemasan di Amerika Serikat mulai makin populer sejak ditemukannya polyethylene terephthalate atau pet oleh DuPont karena air minum dalam kemasan plastik lebih praktis dibawa kemana-mana dan harga lebih terjangkau dibandingkan dengan dalam kemasan kaca.
Di Indonesia sendiri, air minum dalam kemasan dirintis sejak tahun 1973 oleh pendiri Aqua yaitu Tirta Utomo. Menurut referensi, sebelumnya beliau adalah pejabat teras Pertamina dan harus sering keluar negeri dan bertemu dengan orang asing. Dari sinilah timbul ide untuk membuat air minum dengan kemasan. Awalnya bernama Puritas (Pure Artesian Water) dan diganti menjadi Aqua karena lebih mudah diingat dan diucapkan. Selebihnya adalah sejarah, saat ini Aqua menguasai hampir 45% pasar air minum dalam kemasan.
Pada saat air minum dalam kemasan menguasai pasar Indonesia, sekitar tahun 1999, mulailah ada usaha yang biasa disebut sebagai depot air isi ulang. Usaha ini, begitu cepat populer dipicu oleh kondisi saat itu Indonesia yang sedang mengalami krisis, semua harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga drastis, orang banyak yang kelimpungan karena penghasilan justru turun dratis, sehingga orang mencari jalan keluar, untuk pengusaha yang sedang mencari peluang usaha yang anti krisis dan modal minim, dan untuk konsumen yang butuh produk sehari-hari dengan biaya yang lebih murah. Selebihnya adalah sejarah, dari hanya sekitar 400-an depot air minum di tahun 1999, menurut data tahun 2021 dari kemendag terdaftar sekitar 60,000-an depot air minum. Dan mulai tahun 2004, mulai ada istilah baru yaitu Depot Air Minum Modern dikarenakan terbitnya regulasi pemerintah yang dikeluarkan oleh kemenperindag waktu itu yang mengatur secara detail proses pendirian dan operasional depot air minum. Dari sini mulailah dibuka depot air minum modern seperti Biru, Daily Fresh Water, Indofresh Water, dan Alfafresh Water.

Kita semua tahu jaman sekarang (tahun 2022), harga barang kebutuhan pokok pada naik semua gara2 inflasi. Penyebab utamanya karena kenaikan harga bbm yang pada akhirnya meningkatkan biaya transportasi pengangkutan barang-barang pokok tersebut, dan barang tersebut pada akhirnya terpaksa naik harganya untuk menutupi kenaikan biaya tersebut. Saya yakin semua paham ya hukum sebab akibat ini?, tapi tentunya kita tidak bisa hanya mengeluh, tanpa berusaha mencari solusi bagaimana menekan kenaikan harga tersebut padahal pendapatan relatif tetap atau kalau pun sesekali naik, jarang sekali mengikuti kenaikan inflasi.
Apa saja yang termasuk barang kebutuhan pokok? Kalau menurut referensi ada 9 atau biasa dikenal sembako yaitu: beras, minyak goreng, sayur dan buah, gula, garam beryodium, daging ayam atau sapi, susu, telur, dan gas elpiji. Seperti kita ketahui, sembako atau sembilan bahan pokok tersebut diatas sangat diperhatikan fluktuasi harganya oleh pemerintah. Terus dimonitor dan dikendalikan pemerintah agar tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu ekstrim sehingga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dari 9 bahan kebutuhan pokok, sebenarnya ada 1 yang luput yaitu air siap minum. Selama ini kebutuhan air siap minum dipenuhi oleh:
Air dari pam atau sumur kemudian direbus.
Air minum dalam kemasan dalam bentuk botol galon 19L, dan kemasan lebih kecil.
Air minum isi ulang.
Cara no.1, karena tidak ada statistiknya, bisa jadi merupakan cara yang paling tradisional dan banyak dilakukan sebagian besar masyarakat karena 'mudah dan murah'. Menurut saya 'mudah dan murah' sangatlah relatif, kenapa? Karena walau pun 'mudah dan murah' karena tinggal ambil dari sumber air pam atau sumur (air dari dalam tanah), tapi tetap harus susah payah merebus air sampai titik didih tertentu. Kemudian apabila sumber air tersebut kurang bersih (terkontaminasi), merebus air pun hanya mampu membunuh kuman, tapi tidak menghilangkan zat-zat yang menimbulkan rasa, bau, dan warna yang bisa membahayakan kesehatan. Selain itu merebus air itu kurang praktis karena perlu usaha lebih, makan waktu, dan tetap ada biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar gasnya. Kesimpulannya tidak 'mudah dan murah' apalagi 'aman dan higienis'.
Cara no. 2, beli air minum dalam kemasan atau amdk, adalah cara paling praktis. Diperkenalkan pertama kali di tahun 70'an oleh Aqua, sejak itu cara tradisional merebus air mulai pelan-pelan ditinggalkan karena konsumen ketika membutuhkan air siap minum tinggal beli atau pesan ke toko terdekat dan bisa langsung dikonsumsi. Cara ini memenuhi kriteria 'mudah', tapi tidak memenuhi kriteria 'murah' karena harga galon air ukuran 19L sudah mencapai Rp.18,000 bahkan bisa lebih untuk wilayah yang memerlukan jalur distribusi yang lebih panjang.
Kalau mau hitung-hitungan, kalau seandainya konsumsi rumah tangga setiap minggu rata-rata memerlukan 3 galon air artinya: 3 galon x Rp.18,000 x 4 minggu = Rp.216,000, lumayan porsi pengeluaran rumah tangga setiap bulannya.
Cara no. 3 adalah kompromi untuk cara no. 1 dan no. 2. Air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang. Ada dua tipe depot air minum yaitu depot air minum tradisional dan depot air minum modern. Kedua tipe tersebut memenuhi syarat 'mudah dan murah'. Tapi ada 'tetapinya', yang akan kita bahas berikut ini:
Depot air minum tradisional menawarkan air minum isi ulang dengan harga murah (Rp.6,000 - Rp.7,000), siap antar, tapi terkadang tidak memenuhi syarat aman dan higienis, baik tempat usahanya maupun produk air minumnya. Salah satu cara untuk membuktikan produk airnya aman, higienis, dan siap minum, bahan baku airnya harus diuji layak minumnya melalui lab dinas kesehatan yang sudah terakreditasi. Apabila lulus uji, maka lab tersebut akan mengeluarkan sertifikat lulus uji kualitas air yang terdiri dari hasil uji fisika, kimia, dan mikrobiologi. Dan sertifikat ini tidak berlaku selamanya, tapi harus diperpanjang minimal setiap 6 bulan sekali untuk memastikan kualitas air tetap terjaga. Selain itu tentu saja, tempat usaha harus dijaga kebersihannya, dan peralatan dan filter air harus dipelihara terus kesterilannya agar bisa lolos uji lab. Nah sayangnya, depot air minum tradisional seringkali mengabaikan ketentuan-ketentuan ini.
Depot air minum modern, sama dengan depot air minum tradisional, menawarkan juga air minum isi ulang dengan harga murah (harga Rp.7,000 - Rp9,000), kadang dengan jasa pesan antar, tapi sesuai dengan tambahan 'modern', maka desain outlet dan standar operasional outlet disesuaikan dengan regulasi pemerintah dan harus konsisten penerapannya karena ada pengawasan berkala dari dinas kesehatan. Bahan baku air dari sumber air terbaik yaitu dari pegunungan. Selain itu sertifikasi atau pengujian kualitas harus dilakukan berkala sesuai masa berlaku, pemeliharaan kebersihan outlet, sterilisasi peralatan dan filter air demi untuk menjaga keamanan dan kualitas produk air minum isi ulangnya.
Sama dengan hitung-hitungan cara no. 2 dan kita coba bandingkan hasilnya: 3 galon x Rp.8,000 (ambil harga tengah) x 4 minggu = Rp.96,000 atau penghematan Rp.216,000 - Rp.96,000 = Rp.120,000, lumayan terjadi penghematan sebesar itu setiap bulannya dibanding beli galon air dari merk ternama, tanpa perlu mengorbankan kualitas airnya.
Kalau ada yang sampai bertanya, kenapa harganya bisa murah dibanding merk ternama?, jawabannya karena jalur distribusi jauh lebih pendek. Depot air minum memproduksi langsung dari outlet dan langsung distribusi ke konsumen, tanpa harus melalui pabrik, distributor, toko, dan baru kirim ke konsumen. Otomatis karena jalur distribusi pendek, maka biaya bisa lebih efisien dan murah.
So kawan, balik ke pilihan masing-masing, cara mana yang mau diambil? Semua ada faktor plus minusnya.
Kalau anda perlu air minum isi ulang yang memenuhi syarat produk dari depot air minum berkonsep modern, salah satunya adalah depot air minum Daily Fresh Water, Indofresh Water, atau Alfafresh Water. Bisa jadi, salah satu cabang outletnya dekat dengan lokasi domisili anda.